Makassar, SULSELNEWS.id – Dalam momentum Hari Jadi Kabupaten Luwu yang ke-775 dan hari perlawanan rakyat Luwu yang ke-77, sejumlah mahasiswa yang tergabung didalam PKPT IPMIL RAYA Uin Alauddin Makassar menggelar aksi unjuk rasa di jalan Sultan Alauddin Makassar, Senin (23/01/2022).
Mereka membawa tuntutan cabut moratorium DOB (daerah otonomi baru) dan menuntut agar Luwu Tengah segera dimekarkan.
Jendral Lapangan Muhammad Reza, dalam orasinya menyebutkan jika seharusnya Luwu Tengah itu dimekarkan.
Hal itu karena sudah ada nyawa yang kemudian direnggut dalam perjuangan pemekaran tersebut dan beberapa korban yang luka pada peristiwa Walmas berdarah di tahun 2013.
“Hal itu tentunya menjadi kobaran api didalam diri setiap Wija to luwu untuk turun ke jalan, belum lagi tidak adanya kepastian hukum yang diberikan terhadap pelaku penembakan pada peristiwa tersebut” ungkapnya.
Abd Hafid, Selaku Ketua umum PKPT IPMIL RAYA Uin Alauddin Makassar juga menekankan kepada pemerintah pusat agar memberikan diskresi terhadap Luwu Tengah jika tidak dapat mencabut moratorium.
“Pasalnya baru-baru ini diskresi (kebijakan khusus) itu hanya diberikan ke pada beberapa pemekaran provinsi diantaranya Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat yang dinilai diskriminatif, atas ketidakbecusan stakeholder dalam menyelesaikan konflik yang terjadi disana” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Adriansyah Putra,bahwa gerakan yang di bangun pada hari ini tidak terlepas dari pada keresahan kita sebagai Wija To Luwu.
“Mengingat, Secara administratif Kabupaten Luwu harus di mekarkan menjadi dua Kabupaten. Apalagi hal itu tersebut berstatus enklave area yang terpisah dari induknya harus melewati satu kota madya (Kota Palopo) untuk sampai ke pusat Kabupaten Luwu yang berjarak kurang lebih 90 km” tambahnya.
Mereka juga menyampaikan akan kembali turun ke jalan dengan jumlah massa yang lebih banyak.