Penulis: Ismail Suardi Wekke, Direktur Ahmad Amiruddin Fellowship
SULSELNEWS.id – Dalam satu kesempatan ketika Wamena dirundung ujian (2019), saat itu rumah terbakar, sekolah rusak, dan begitu pula warga kemudian harus mengungsi. Diantara mereka, ada yang kehilangan tempat tinggal. Sehingga harus menghabiskan waktu sepanjang malam di tempat pengungsian. Makan dan minum mengandalkan bantuan dapur umum.
Bukan soal itu saja, kerisauan, dan juga perasaan tentram yang hilang. Mereka antar pilihan tetap tinggal di tanah Baliem, atau justru bergerak cepat dan kembali ke kampung halaman.
Pemerintah dan aparat terkait telah bergerak cepat. Situasi keamanan mulai pulih, dan bantuan dari penjuru Indonesia berdatangan. Begitu pula dengan pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dan juga warga, bergerak membantu masyarakat Wamena yang tertimpa musibah.
Korban yang ada di tenda-tenda dan rumah ibadah penampungan, diantaranya adalah warga Sulawesi Selatan (Sulsel). Mereka pengusaha, pekerja, dan juga ada yang menjadi fungsional guru atau dosen di Jayawijaya.
Tidak saja melalui wadah Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) yang solid, tetapi juga setiap elemen masyarakat mengerahkan sedaya upaya untuk membantu mereka. Bahkan pemerintah provinsi mengadakan kunjungan khusus ke Jayapura dan Wamena, sebagai kesempatan menyapa warga yang sementara di tenda-tenda pengungsian.
Juga, menjadi kesempatan berdialog dan mengadakan pertemuan dengan pemerintah provinsi Papua untuk penanganan bersama atas kejadian tersebut. Termasuk pada soal pendidikan, baik di tingkat dasar, dan menengah, juga dalam kaitan dengan perguruan tinggi.
Pada saat kunjungan forkopimda Sulsel ke Jayapura, dan Wamena, warga Sulsel yang berada di rantau sumringah. Mereka tersenyum lepas, dan melupakan sejenak apa yang menimpa mereka saat itu. Beban seakan lepas, sekaligus optimis menanti hari esok, dan dengan penuh keyakinan bahwa semua ini akan berlalu dan berganti dengan yang lebih manis.
Adapun kejadian itu, hanyalah bagian diantara warna-warni kehidupan. Sebuah problematika, dan sekaligus juga tantangan. Pada saatnya akan berlalu, begitu harap warga. Apalagi dengan adanya kunjugan warga Sulsel yang diwakili pemerintah provinsi, menjadi sebuah kesyukuran dan optimisme bahwa mereka menghadapinya tidak sendiri.
Kedatangan Gubernur dan jajaran pemerintah daerah Provinsi Sulsel menjadi tanda bahwa sekalipun berbeda tanah yang dipijak tetapi emosional, kekerabatan, dan tautan kekeluargaan dengan warga Sulsel tetap terjalin. Ketika mereka sementara berjuang untuk mendapatkan kembali ketenangan, maka datangs saudara-saudari dari Sulawesi Pa’rasanganta yang memberikan hiburan, dan juga bantuan pelepas lara.
Ini merupakan budaya yang perlu dipertahankan, dan bahkan mendesak untuk dijadikan sebagai sebuah standar dalam penyelenggaraan pemerintahan. Bahwa ada saat tertentu terjadi musibah di tempat lain, maka pemerintah provinsi dan juga menggerakkan masyarakat untuk senantiasa memberikan dukungan, dan uluran tangan, serta tempat untuk sekadar bersandar.
Wamena: Sekarang, dan Harapan Untuk Sulsel
Juni 2024, keadaan telah reda. Bahkan dengan kesiapsiagaan semua elemen, akhirnya kota Wamena tak butuh lama untuk kembali beroperasi sebagaimana sebelumnya.
Bahkan, hanya dalam dua hari setelah pelantikan Presiden RI, Joko Widodo untuk periode kedua, langsung melaksanakan kunjungan kerja ke Papua, diantaranya dengan kegiatan di Papua Pegunungan, Jayawijaya.
Menyongsong pemilihan kepala daerah November mendatang, menjadi kesempatan menitipkan pesan dari warga Wamena kepada warga Sulsel untuk jalinan kekeluargaan yang telah wujud.
Sementara itu, siapapun yang akan terpilih pada pemilukada serentak tahun ini, akan menjadi pengayom, dan juga menjadi penyambung kebersamaan antara masyarakat Papua Pegunungan, dan Sulsel sebagaimana yang telah ada sebelum ini.
Sebagai hub di Indonesia Timur, Sulsel menempati posisi yang strategis. Sekaligus dapat menjadi peluang untuk mendorong kebersamaan tidak saja dalam saat-saat musibah tetapi ada kesempatan untuk mendapatkan jejaring pemajuan ekonomi, dan pendidikan.
Sebaliknya, bagi warga Sulsel, pilihan untuk investasi ataupun juga peluang bisnis di Wamena senantiasa terbuka luas. Dengan demikian, akan menjadi sebuah kolaborasi bagi kemajuan Indonesia.
Oleh itu, baik situasi tenang, maupun juga kondisi musibah menjadi ruang untuk belajar. Begitu pula dapat digunakan untuk meneguhkan jalinan kebersamaan. Papua Pegunungan, dan Sulsel telah menunjukkan itu, dan tidak ada kata berhenti. Justru kesempatan untuk meneruskan, dan melanjutkan soliditas yang telah ada sebelumnya. Untuk kini, esok, dan selamanya.